Penyakit Blas
merupakan penyakit penting pada tanaman padi, penyakit blas diakibatkan oleh
cendawan Pyricularia oryzae yang berupa jamur yang berbentuk bercak
belah ketupat. Pada daun padi, buku batang, leher malai, cabang malai, bulir
malai dan kolar daun.. bentuk khas dari bercak pada daun adalah belah ketupat
dengan dua ujungnya runcing. Bercak yang telah berkembang, bagian tepi berwarna
coklat dan bagian tengah berwarna putih .
Penyakit Blas dapat menyerang semua
bagian tanaman padi dari mulai persemaian, stadia vegetatif dan stadia
generatif.dengan menyerang leher dan cabang malai. Pada varietas yang rentan
dan kondisi yang mendukung (kelembaban tinggi) penyakit ini dapat menyebabkan
kerusakan yang tinggi.
Bercak ini
terus berkembang pada varietas yang rentan, khususnya bila pada keadaan lembab.
Apabila kondisi lingkungan menguntungkan, satu daur dapat terjadi dalam waktu 1
minggu.
Selanjutnya dari satu bercak dapat
menghasilkan ratusan sampai ribuan spora dalam satu malam. pengaruh pupuk N
(Urea, ZA) terhadap serangan Blas bergantung pada jenis tanah, keadaan iklim
dan cara aplikasinya. makin cepat reaksi pupuk N maka makin cepat pula serangan
blas. Pada tanah lempung/ tanah berat, serangan Blas lebih ringan daripada
tanah berpasir.
Kiat-Kiat
Pengendalian Penyakit Blas:
1.
Gunakan varietas tahan sesuai dengan sebaran ras yang ada di daerah.
2.
Hindarkan penggunaan pupuk N di atas dosis anjuran.
3.
Hindarkan tanam padi terus-menerus sepanjang tahun dengan
varietas yang sama.
4.
Sanitasi lingkungan harus intensif, karena inang alternatif
pathogen khususnya kelompok rerumputan sangat potensial potensial sebagai
inokulum awal.
5.
Hindari tanam padi terlambat dari petani disekitarnya.
6.
Pengendalian secara dini dengan perlakuan benih sangat
dianjurkan untuk menyelamatkan persemaian sampai umur 40 hari setelah sebar.
7.
Penyemprotan fungisida sistemik minimum sekali pada awal
berbunga untuk mencegah penyakit blas leher dapat dianjurkan untuk daerah
endemik blas.
8.
Hindarkan jarak tanam rapat (sebar langsung).
9.
Pemakaian jerami sebagai kompos.
Pendekatan Kimiawi:
1.
Perlakuan benih dapat dilakukan dengan penggunaan fungisida
sistemik seperti pyroquilon (5-10 g/kg benih).
2.
Pada padi sawah perendaman dalam larutan fungisida dilakukan
sebelum pemeraman.
3.
Penyemprotan tanaman. Efikasi fungisida untuk perlakuan benih
hanya bertahan 6 minggu dan selanjutnya perlu diadakan penyemprotan tanaman.
Aplikasi penyemprotan untuk menekan serangan penyakit blas leher adalah dua
kali yaitu pada saat anakan maksimum dan awal berbunga (heading 5%).
4.
Beberapa fungisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan
penyakit blas adalah yang mengandung bahan aktif isoprotionalane,
benomyl+mancoseb kasugamycin dan thiophanate methyl. (Santoso dan Anggiani
Nasution, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi).
5.
Hindarkan jarak tanam rapat (sebar langsung).
6.
Pemakaian jerami sebagai kompos
7.
Penyemprotan fungisida sistemik minimum sekali pada awal
berbunga untuk mencegah penyakit blas leher dapat dianjurkan untuk daerah
endemik blas.
Penggunaan
Fungisida Nabati
Fungisida Nabati Fungisida nabati dapat berupa
produk langsung jadi yang dijual dipasaran misalnya Inokulan/starter
Trichoderma sp dan Gliocladium sp yang digunakan sebagai tindakan preventif
pada masa vegetatif padi. Fungisida
nabati juga dapat dibuat secara sederhana dari bahan-bahan sederhana. Berikut ini adalah beberapa cara membuat fungisida nabati:
Cara
I. Bahan-bahan
yang diperlukan (masing-masing 1-2 kg) : 1bawang putih , temu ireng , temu
lawak 4, umbi gadung , kencur 6, kalau mau lebih mantap, bisa ditambah kunir
putih Langkah pembuatan: Cuci semua bahan dan tumbuk hingga halus dan campurkan
jadi satu, campuran tersebut direndam dalam air bersih ± 5 liter air dalam
wadah tertutup dan biarkan 3-4 hari hingga terjadi proses fermentasi setelah
itu larutan diperas dan disaring dan siap digunakan. Untuk aplikasi, larutkan
biang fungisida ini dalam air bersih dengan perbandingan 1 bagian : 4/5 bagian.
Cara aplikasi bisa dengan disemprotkan ke tanaman yang terserang penyakit/belum
(untuk pencegahan) dan atau dikocorkan langsung ke pangkal tanaman. Fungisida
organik ini sekaligus juga bisa berfungsi sebagai pupuk organik cair (POC).
Cara
II Bahan : Lenkuas/ laos 1 kg ,
Kunyit/kunir 1 kg , Jahe 1 kg Cara Pembuatan 1). Ketiga bahan ditumbuk atau
diparut 2). Ambil ambil sarinya dgn cara diperas.
3). Bahan siap digunakan untuk 2
sendok makan dicampur dengan air 10 15 liter.
Cara III Bahan
: Jahe 1 kg , Lengkuas 1 kg ,. Kunyit 1
kg , Labu siam 1kg Caranya : Keempat bahan tersebut diparut lalu diperas dan
disaring diambil airnya. Masukkan air saringan tersebut ke dalam botol atau
tempat air lainnya untuk persedian sewaktu-waktu. Untuk pemakaian campurlah
setiap satu liter air dengan 20 cc larutan fungisida tersebut. Jika diperlukan
untuk bahan perekat lain dan sekaligus sebagai protein bagi tanaman maka
tambahkan 2 butir telur ayam untuk campuran fungisida alami.
Cara IV Bahan
Daun Sirih 300 Gram (± 30 lembar daun) Daun Jambu biji (± 30 lembar daun)
Lengkuas 300 Gram Alat Blender Cara Pembuatan Bahan-bahan dihancurkan dengan
blender dengan sedikit air. Kemudian diperas diambil airnya. 3-5 sendok
dicampur 10-15 liter air untuk disemprotkan.
Cara V Bahan
: Air Kelapa 7 liter Susu segar 1 liter/ susu kaleng 1 buah Kuning telur 7 butir
Madu 1 sendok makan Gula 1 sendok makan CIU (arak lokal) 1 liter bisa diganti
dengan alkohol Bahan-bahan tersebut dicampur dan dapat diaplikasikan dengan
dosis 250 ml dicampur dengan air 10-14 liter (1 tangki)
Daftar Pustaka
Santoso
dan Anggiani Nasution. Pengendalian
Penyakit Blas dan Penyakit Cendawan lainnya. Balai Besar Penelitian Tanaman
Padi. http://bbpadi.litbang.deptan.go.id . Diakses 20 November 2014
Sudir,
NS. Pengendalian Penyakit Blas pada
tanaman padi dan cara pengendaliannya. http://www.artikelpadi.com/.
Diakses 2 Desember 2014
Semangun,
H.1991. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan di Indonesia.. Yogyakarta. Gadjah Mada
University
Penulis:
Norsyam, SP
PP Madya
– Balai Penyuluhan Kecamatan Angkinang