Cabai merah
merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai senyawa yang berguna bagi
kesehatan. Cabai (Capsicum annum L) banyak dibudidayakan oleh petani di
Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki berbagai manfaat
kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam
mengendalikan penyakit kanker. Selain itu minyak atsiri capsaicin menyebabkan
rasa pedas dan memberikan kehangatan
panas bila digunakan sebagai rempah-rempah (bumbu dapur).
Budidaya
tanaman Cabai diperbanyak melalui biji
yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit.
Cabai atau lombok merupakan tanaman yang
mudah ditanam baik didataran rendah maupun di dataran tinggi.
Budidaya cabai
dimusim hujan sangat beresiko diserang penyakit. Salah satu penyakit cabai yang
ditakuti menyerang adalah PATEK/CACAR /ANTRAKNOSA.
PENYEBAB
Penyebab
penyakit cacar atau antraknosa pada tanaman cabai merah adalah Cendawan/jamur
Collectrotichum capsici (Syd.) Bult. et.Bisby dan Gloesporium piperatum.
GEJALA UMUM SERANGAN
Cendawan
Collectrotichum capsici gejala awal ditandai terdapat bercak coklat kehitaman
pada buah yang kemudian meluas menjadi busuk lunak. Di bagian tengah tengah
terdapat titik-titik hitam. Serangan berat menyebabkan buah cabe mengerut dan
mengering seperti jerami.
Sedangkan
gejala yang ditimbulkan cendawan Gloesporium piperatum umumnya menyerang buah
muda dan menyebabkan mati ujung (die back). Gejalanya ditandai dengan terbentuknya
bintik – bintik kecil kehitaman dan berlekuk serta tepi bintik berwarna kuning.
Bagian lekukan akan terus membesar dan memanjang serta bagian tengahnya
berwarna gelap.
CARA PENGENDALIAN
Beberapa hal
yang harus diperhatikan sebelum
melakukan pengendalian adalah selain faktor alam, penularan penyakit akan
diperparah oleh manusia. Tanpa disadari
terkadang peralatan pertanian seperti bakul tempat wadah panen cabai kemasukan
buah yang kena penyakit. Akibatnya penyakit menyebar rata. Disamping itu tanpa disadari pula seringkali
tangan memegang tanaman sehat, padahal sebelumnya memegang atau mencabut
buah/tanaman yang sakit. Hal ini mempercepat penularan.
Berikut
disajikan beberapa cara praktis dalam pengendalian penyakit antraknosa pada
tanaman cabai :
· Sebelum disemai, biji direndam dalam air hangat (55⁰C) selama
setengah jam, atau direndam selama 4 – 8 jam dalam larutan fungsida seperti benlate dengan
dosis 0,5 gr/Liter;
· Pergunakan bibit yang sehat, jika menggunakan bibit
sendiri jangan menggunakan dari bekas cabai yang terserang patek. Karena spora
jamur tersebut mampu bertahan pada benih cabai
· Jarak tanam dijarangkan agar tidak lembab, misalnya
menggunakan jarak tanam 65 x 70 cm
·
Pilih lokasi lahan yang bukan bekas tanaman cabai,
terong, tomat dll (satu famili dengan cabai). Spora patek mampu beradaptasi dan
bertahan hidup dalam tanah dalam waktu tahunan
·
Tanamlah varietas cabai yang lebih tahan patek, biasanya
cabai keriting lebih tahan terhadap penyakit patek
·
Pergunakan pupuk dasar maupun kocoran yang rendah unsur Nitrogen,
karena unsur N hanya akan membuat tanaman cabai menjadi rentan. Selain itu
unsur N juga akan membuat tanaman menjadi rimbun yang akan meningkatkan
kelembaban sekitar tanaman.
·
Perbanyak unsur Kalium dan Calsium untuk membantu
pengerasan kulit buah cabai
·
Kebun dibersihkan. Buah yang sudah diserang dikumpulkan
dari tanah maupun dipetik langsung setiap hari dalam wadah/kantong plastik
untuk kemudian dibakar. Wadah tidak boleh digunakan untuk buah yang sehat agar
tidak tertular;
·
Tanaman disemprot dengan fungisida Derosol 60 WP dicampur
Dithane M-45 dengan perbandingan 1 : 8, konsentrasi 2,8 gram/Liter. Atau dapat
juga disemprot dengan fungisida Kasumin 20 AS 2 cc/Liter, Difolatan 4
cc/Liter, Phycozan, Anvil 50 SC, Champion 77 WP, Kumulus 80 WDC, Kocide 60 WDG,
Rubigan 120 EC, Redhos 70/12 WP, Uniflow 720 F, Cupravit OB 12, Ingrofol 50 WP,
Folicur 25 WP, Masalgin 50 WP, Velimek 80 WP, , Daconil 75 WP, Topsin, Antracol
70 WP, Delsene MX 200.
Pestisida
nabati yang bisa digunakan berupa:
-
Campuran nimba, serai dan laos dengan
perbandingan 8:6:6 atau 6:6:6
- Larutan daun tembakau pada air 1:20
Efektifitasnya setara dengan Mancozeb 0,2% (fungisida kimia). Perlu diingat
bahwa walaupun sudah disemprot, pembersihan buah yang terserang dari tanah dan
tanaman harus tetap dikumpulkan dan dibakar agar serangan tidak semakin parah. Jika
langkah-langkah diatas sudah dilakukan tetapi
masih terjadi serangan penyakit patek maka segera memusnahkan tanaman
dengan cara dicabut kemudian dibakar.
Sumber
Referensi :
www.gerbangpertanian.com. Cara Cerdas
Mengendali-kan Penyakit Patek (Antraknosa) Pada Tanaman Cabe. Maspary
www.jualbenih.net. Penyakit
Tanaman Cabai dan Solusi Mengatasinya
Rukmana,
Rahmat. 1994. Usaha Tani Cabai Hibrida Sistem Mulsa Plastik. Penerbit Kanisius.
Jakarta.
Penulis;
Mulyadi, STP
PP Pertama – BPK Angkinang
0 komentar :
Post a Comment