suluh.bamban@gmail.com

Apr 21, 2015

PENGENDALIAN PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA TANAMAN CABAI

1:59 AM

Share it Please
Cabai merah merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki nilai  ekonomi yang tinggi. Cabai  mengandung berbagai senyawa yang berguna bagi kesehatan. Cabai (Capsicum annum L) banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki berbagai manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu minyak atsiri capsaicin menyebabkan rasa pedas dan memberikan  kehangatan panas bila digunakan sebagai rempah-rempah (bumbu dapur).

Budidaya tanaman Cabai diperbanyak melalui biji  yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit. Cabai atau lombok  merupakan tanaman yang mudah ditanam baik didataran rendah maupun di dataran tinggi.
Budidaya cabai dimusim hujan sangat beresiko diserang penyakit. Salah satu penyakit cabai yang ditakuti menyerang adalah PATEK/CACAR /ANTRAKNOSA.

PENYEBAB
Penyebab penyakit cacar atau antraknosa pada tanaman cabai merah adalah Cendawan/jamur Collectrotichum capsici (Syd.) Bult. et.Bisby dan Gloesporium piperatum.
  
GEJALA UMUM SERANGAN
Cendawan Collectrotichum capsici gejala awal ditandai terdapat bercak coklat kehitaman pada buah yang kemudian meluas menjadi busuk lunak. Di bagian tengah tengah terdapat titik-titik hitam. Serangan berat menyebabkan buah cabe mengerut dan mengering seperti jerami.

Sedangkan gejala yang ditimbulkan cendawan Gloesporium piperatum umumnya menyerang buah muda dan menyebabkan mati ujung (die back). Gejalanya ditandai dengan terbentuknya bintik – bintik kecil kehitaman dan berlekuk serta tepi bintik berwarna kuning. Bagian lekukan akan terus membesar dan memanjang serta bagian tengahnya berwarna gelap.

CARA PENGENDALIAN
Beberapa hal yang harus diperhatikan  sebelum melakukan pengendalian adalah selain faktor alam, penularan penyakit akan diperparah oleh manusia.  Tanpa disadari terkadang peralatan pertanian seperti bakul tempat wadah panen cabai kemasukan buah yang kena penyakit. Akibatnya penyakit menyebar rata.  Disamping itu tanpa disadari pula seringkali tangan memegang tanaman sehat, padahal sebelumnya memegang atau mencabut buah/tanaman yang sakit. Hal ini mempercepat penularan.
Berikut disajikan beberapa cara praktis dalam pengendalian penyakit antraknosa pada tanaman cabai :

·     Sebelum disemai, biji direndam dalam air hangat (55C) selama setengah jam, atau direndam selama 4 8 jam dalam larutan fungsida seperti benlate dengan dosis 0,5 gr/Liter;
 ·       Pergunakan bibit yang sehat, jika menggunakan bibit sendiri jangan menggunakan dari bekas cabai yang terserang patek. Karena spora jamur tersebut mampu bertahan pada benih cabai
·       Jarak tanam dijarangkan agar tidak lembab, misalnya menggunakan jarak tanam  65 x 70 cm
·        Pilih lokasi lahan yang bukan bekas tanaman cabai, terong, tomat dll (satu famili dengan cabai). Spora patek mampu beradaptasi dan bertahan hidup dalam tanah dalam waktu tahunan
·        Tanamlah varietas cabai yang lebih tahan patek, biasanya cabai keriting lebih tahan terhadap penyakit patek
·        Pergunakan pupuk dasar maupun kocoran yang rendah unsur Nitrogen, karena unsur N hanya akan membuat tanaman cabai menjadi rentan. Selain itu unsur N juga akan membuat tanaman menjadi rimbun yang akan meningkatkan kelembaban sekitar tanaman.
·        Perbanyak unsur Kalium dan Calsium untuk membantu pengerasan kulit buah cabai
·        Kebun dibersihkan. Buah yang sudah diserang dikumpulkan dari tanah maupun dipetik langsung setiap hari dalam wadah/kantong plastik untuk kemudian dibakar. Wadah tidak boleh digunakan untuk buah yang sehat agar tidak tertular;
·        Tanaman disemprot dengan fungisida Derosol 60 WP dicampur Dithane M-45 dengan perbandingan 1 : 8, konsentrasi 2,8 gram/Liter. Atau dapat juga disemprot dengan fungisida Kasumin 20 AS                    2 cc/Liter, Difolatan 4 cc/Liter, Phycozan, Anvil 50 SC, Champion 77 WP, Kumulus 80 WDC, Kocide 60 WDG, Rubigan 120 EC, Redhos 70/12 WP, Uniflow 720 F, Cupravit OB 12, Ingrofol 50 WP, Folicur 25 WP, Masalgin 50 WP, Velimek 80 WP, , Daconil 75 WP, Topsin, Antracol 70 WP, Delsene MX 200. 

Pestisida nabati yang bisa digunakan berupa:
-     Campuran nimba, serai dan laos dengan perbandingan 8:6:6 atau 6:6:6
-     Larutan daun tembakau pada air 1:20 Efektifitasnya setara dengan Mancozeb 0,2% (fungisida kimia). Perlu diingat bahwa walaupun sudah disemprot, pembersihan buah yang terserang dari tanah dan tanaman harus tetap dikumpulkan dan dibakar agar serangan tidak semakin parah.   Jika langkah-langkah diatas sudah dilakukan tetapi  masih terjadi serangan penyakit patek maka segera memusnahkan tanaman dengan cara dicabut kemudian dibakar.


Sumber Referensi :
www.gerbangpertanian.com. Cara Cerdas Mengendali-kan Penyakit Patek (Antraknosa) Pada Tanaman Cabe. Maspary
www.jualbenih.net. Penyakit Tanaman Cabai dan Solusi Mengatasinya
Rukmana, Rahmat. 1994. Usaha Tani Cabai Hibrida Sistem Mulsa Plastik. Penerbit Kanisius. Jakarta.

Penulis;
Mulyadi, STP

PP Pertama – BPK Angkinang

0 komentar :

Post a Comment