Kompos
merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah
organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk
kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang,
gulma, sayuran yang busuk,
sisa tanaman jagung, dan sabut
kelapa. Bahan dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya
kotoran ternak, urine, pakan ternak yang
terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air
yang sering digunakan untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma
air, eceng gondok, dan
azola.
Beberapa
kegunaan kompos adalah: memperbaiki struktur tanah, memperkuat daya ikat agregat(zat hara)
tanah berpasir, meningkatkan daya tahan dan daya serap air, memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah, dan
menambah unsur hara.
Pembuatan kompos dengan cara
tradisional membutuhkan waktu berbulan-bulan. Namun, dengan kemajuan teknologi,
proses pengomposan ini bisa dipercepat dengan cara menambahkan bahan lain yang
disebut aktivator. Aktivator merupakan bahan yang terdiri dari enzim, asam
humat bahan, dan mikroorganisme (kultur bakteri) yang dapat mempercepat proses
pengomposan. Beberapa aktivator yang beredar di pasaran di antaranya EM4,
Orgadec, Stardec, dan trichoderma. Berikut ini cara membuat kompos dengan
menambahkan aktivator.
Pembuatan Kompos dengan Aktivator EM4 (Bokashi)
Bahan
yang diperlukan : jerami 200 kg, dedak 10 kg,
sekam padi 200 kg, Molases (tetes tebu) 20 sendok makan, (bisa diganti gula aren), EM4 500 ml (sebagai
pedoman 1 liter EM4 untuk 1 ton campuran bahan kompos, dan air 15 – 20 liter.
Teknik Pembuatan
- Campurkan semua bahan cair
(EM4 dan air) dengan molases, aduk rata.
- Cacah jerami hingga
ukurannya lebih kecil, lalu campur dengan dedak dan sekam padi. Aduk
hingga semua bahan padatan tercampur rata.
- Siram campuran bahan padat
dengan larutan EM4 dan molases, aduk-aduk hingga larutan bercampur merata.
Kadar air campuran bahan sekitar 30 – 40% yang ditandai dengan tidak
adanya tetesan air jika baham di genggam dan akan mekar jika genggaman
bahan dilepas.
- Tumpukkan campuran bahan
di atas tempat kering dengan ketinggian 40 – 50 cm, lalu tutup dengan
plastik atau terpal. Campuran bahan kompos juga bisa difermentasi dalam
ember atau kantong plastik.
- Suhu tumpukan bahan kompos
dipertahankan 40 – 50o C. Suhu bahan kompos harus dikontrol
setiap dengan cara mengaduk-aduk bahan tersebut agar suhunya tidak tinggi.
- Proses pengomposan dengan
bantuan aktivator EM4 berlangsung selama 4 – 10 hari. Setelah 10 hari,
kompos sudah matang dan siap digunakan.
Pembuatan Kompos dengan
Aktivator Trichoderma
Bahan yang diperlukan :
Jerami padi segar 1 m3 (1 m x 1 m X 1m), Urea 2 kg dan SP-361 kg atau NPK 2-3 kg, Kapur 1 kg, Pupuk kandang 20 kg dan Starter trichoderma 0,5 kg.
Cara Pembuatan :
·
Jerami segar direndam selama 1 malam. Perendaman ini
bertujuan agar jerami tetap lembab.
·
Bahan aktif (Urea, SP-36, kapur, pupuk kandang,
starter trichoderma) dicampur dan
diaduk sampai rata dan dibagi atas 4 bagian.
·
Jerami ditumpuk 1 m3 dibagi atas 4 lapisan
·
Pada lapisan jerami pertama (1/4 bagian jerami)
ditaburkan bahan aktif 1/4 bagian dan dipercikkan air untuk menjaga
kelembabannya.
·
Setelah itu, tumpukkan kembali lapisan jerami kedua (1/4
bagian jerami) dan taburkan kembali bahan aktifnya ¼ bagian. Demikian
seterusnya hingga jerami habis. Tinggi tumpukan jerami sebaiknya kurang dari
1,5 m agar memudahkan dalam pembalikannya.
·
Tutup tumpukan dengan plastik agar terlindung dari hujan
dan panas, atau dapat diletakkan ditempat yang terlindung - Lakukan pembalikkan
tumpukan jerami setiap minggu - Kelembaban tumpukan jerami dijaga agar kadar
airnya 60 - 80 % dengan cara menyiram/memercikkan air (kalau diremas
jeraminya maka air tidak menetes)
·
Kompos siap digunakan setelah 3 - 4 minggu.
Daftar pustaka
Penulis;
Mulyadi,
STP
PP
Pertama – BPK Angkinang
0 komentar :
Post a Comment